2.1
Pengertian Model Pembelajaran Problem
Solving
Metode Problem Solving adalah cara mengajar yang dilakukan
dengan cara melatih para murid menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama – sama. Sedangkan menurut Purwanto, Problem Solving adalah suatu proses dengan
menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru,
agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.Selain itu
Zoler, menyatakan bahwa pengajaran dimulai dengan pertanyaan – pertanyaan yang
mengarahkan kepada konsep, prinsip, dan hukum, kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan memecahkan masalah disebut sebagai pengajaran yang menerapkan metode
pemecahan masalah. Dengan demikian problem solving adalah suatu metode pembelajaran
yang mengaktifkan siswa dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai
masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu.
2.2Manfaat dan Tujuan dari Metode Problem Solving
Manfaat dari penggunaan metode problem
solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang
lebih menarik. metodeproblem solving memberikan beberapa manfaat antara
lain :
a. Mengembangkan sikap keterampilan
siswa dalam memecahkan per-masalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara
objektif dan mandiri.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir
para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila
pengetahuan makin bertambah.
c.Melalui inkuiri atau problem
solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang
benar – benar dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam
altenatif.
d. Membina pengembangan sikap
perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis –
analisis baik secara individual maupun kelompok.
Tujuan dari pembelajaran problem
solving adalah sebagai berikut.
1.Siswa menjadi terampil menyeleksi
informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali
hasilnya.
2.Kepuasan intelektual akan timbul
dari dalam sebagai hadiah intrinsik ba- gi siswa.
3.Potensi intelektual siswa
meningkat.
4.Siswa belajar bagaimana melakukan
penemuan dengan melalui proses
melakukan penemuan.
2.3
Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Solving
Metode
problem solving atau metode pemecahan
masalah bukan hanya sekedar metode mengajar. Ia juga merupakan suatu metode
berpikir sebab dalam problem solving
dapat digunakan metode-metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada
penarikan kesimpulan. Langkah-langkah penggunaan metode ini sebagai berikut:
1.
Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini
harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2.
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang muncul. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku,
meneliti, bertanya, dan berdiskusi.
3.
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan
jawaban tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah kedua
di atas.
4.
Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut sehingga
batul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok.
5.
Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai pada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
2.4
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Problem
Solving
Kelebihan
pembelajaran problem solving antara
lain sebagai berikut.
1.Mendidik siswa untuk berpikir
secara sistematis.
2. Melatih siswa untuk
mendesain suatu penemuan.
3. Berpikir dan bertindak
kreatif.
4. Memecahkan masalah yang
dihadapi secara realistis
5. Mengidentifikasi dan
melakukan penyelidikan.
6. Menafsirkan dan
mengevaluasi hasil pengamatan.
7. Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesai-kan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
8.Dapat membuat pendidikan sekolah
lebih relevan dengan kehidupan,khususnya dunia kerja.
9.Mampu mencari berbagai jalan
keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.
10. Belajar menganalisis suatu
masalah dari berbagai aspek.
11. Mendidik siswa percaya diri
sendiri.
Kelemahan
pembelajaran problem solving antara
lain sebagai berikut.
1. Memerlukan cukup banyak waktu.
2. Melibatkan lebih banyak orang.
3.
Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.
4.Memerlukan perencanaan yang
teratur dan matang.
5.
Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif
2.5 Pelaksanaan
Metode Problem Solving
Dalam proses Problem Solving terdapat beberapa tahap yang harus disiapkan mulai
dari mempersiapkan masalah sampai cara memecahkan masalah atau solusi dari
masalah tersebut. Gick, mengemukakan dua hal penting dari teori pemrosesan
informasi dalam Problem Solving ,
yaitu:
1. Memunculkan
wakil masalah (generation of a problem
representation).
2. Proses solusi (a solution proses).
Sedangkan Wiconsin memilih proses Problem Solving menjadi empat tahap,
yaitu:
1. Pengajuan
masalah (problem possing).
2. Pendekatan
masalah (problem approach).
3. Solusi masalah (problem solution), dan
4. Komunikasi (communication).
Menurut
Wankat dan Oreovocz (1995) mengemukakan tahap-tahap strategi operasional dalam
pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Saya mampu/ bisa
(I can): tahap membangkitkan motivasi
dan membangun/menumbuhkan keyakinan diri siswa.
2. Mendefinisikan (Define): membuat daftar hal yang
diketahui dan tidak diketahui, menggunakan gambar grafis untuk memperjelas
permasalahan.
3. Mengeksplorasi (Explore): merangsang siswa untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan membimbing untuk menganalisis
dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi.
4. Merencanakan (Plan): mengembangkan cara berpikir logis
siswa untuk menganalisis masalah dan menggunakan flochart untuk mengambarkan
permasalahan yang dihadapi.
5. Mengerjakan (Do it): membimbing siswa secara
sistematis untuk memperkiraan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah.
6. Mengoreksi
kembali (Check): membimbing siswa
untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang
dilakukan.
7. Generalisasi (Generalize): membimbing siswa untuk
mengajukan pertanyaan.
Selain mengetahui proses Problem Solving perlu pula diketahui bagaimana cara mengembangkan keterampilan problem solving yakni:
1.
Membuat mereka senang belajar.
2.
Membuat mereka belajar terbaik.
3.
Belajar terarah sendiri.
4.
Mengembangkan keterampilan kelompok.
5.
Melatih siswa untuk menghadapi masalah dan mencari solusi.
Dalam pembelajaran problem solving harus disiapkan permasalahan yang akan diberikan pada siswa untuk dipecahkan. Cara untuk mempersiapkan permasalahan yang efektif menurut Alipandie yaitu:
1. Problema yang
diajukan hendaknya benar-benar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
murid,
2. Para murid
hendaknya terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta
cara-cara memecahkan masalah yang dimaksud,
3. Masalah-masalah
yang harus dipecahkan hendaknya bersifat aktuil dan erat hubungannya dengan
kehidupan masyarakat, sehingga menimbulkan motivasi dan minat belajar para
murid,
4. Disamping
bimbingan guru secara continue
hendaknya tersedia sarana pembelajaran yang memadai serta waktu yang cukup
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam pemecahan masalah maka guru
harus mempersiapkan permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan kemampuan
siswa, yaitu guru harus selektif apakah permasalahan yang diajukan dapat diselesaikan
oleh siswa atau tidak. Sebelum siswa diberi permasalahan hendaknya guru memberi
penjelasan tentang tujuan dari penyelesaian masalah serta cara-cara atau
langkah yang harus dikerjakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Masalah-masalah yang diajukan oleh guru harus sesuai dengan kehidupan nyata
sehingga siswa akan mudah dalam memecahkan masalah tersebut. Selain itu guru
harus menyiapkan sarana dan waktu yang cukup untuk berpikir dan berdiskusi
dalam pemecahan masalah tersebut.
Dengan metode problem solving diharapkan siswa dapat memecahkan masalah-masalah
dalam berbagai mata pelajaran. Metode ini juga dapat melatih siswa untuk bisa
memecahkan masalah yang erat dengan kehidupannya. Karena kemampuan untuk
memecahkan permasalahan sangat diperlukan setiap individu.
Dalam proses pemecahan masalah guru
harus membantu siswa untuk memecahkan masalah. Cara yang paling efektif yakni
bila guru memberikan contoh kepada anak cara memecahkan suatu masalah, cara
yang lebih baik ialah memberikan instruksi kepada siswa verbal untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah itu, sedangkan cara yang terbaik adalah
memecahkan masalah itu langkah demi langkah dengan menggunakan aturan tertentu,
tanpa merumuskan aturan itu maksudnya siswa dibantu dan dibimbing untuk menemukan
sendiri pemecahan dari masalahnya.
Dalam proses pemecahan masalah siswa harus memiliki kondisi belajar dalam diri pelajar dan kondisi dalam situasi belajar. Kondisi dalam diri pelajar merupakan kemampuannya untuk mengingat kembali aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah itu. Sedangkan kondisi dalam situasi belajar merupakan bimbingan oleh anak itu sendiri kepada dirinya dalam hal belajar untuk mendorong anak untuk mengingat kembali aturan yang diperlukan.
Dalam proses pemecahan masalah siswa harus memiliki kondisi belajar dalam diri pelajar dan kondisi dalam situasi belajar. Kondisi dalam diri pelajar merupakan kemampuannya untuk mengingat kembali aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah itu. Sedangkan kondisi dalam situasi belajar merupakan bimbingan oleh anak itu sendiri kepada dirinya dalam hal belajar untuk mendorong anak untuk mengingat kembali aturan yang diperlukan.
2.6 Sintak
Pembelajaran Problem Solving .
Sintak
pembelajaran langsung terdiri dari 6 tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Merumuskan masalah
1. Merumuskan masalah
Kemampuan
yang diperlukan adalah : mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
2.
Menelaah masalah
Kemampuan
yang diperlukan adalah : menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis
masalah dari berbagai sudut.
3.
Merumuskan hipotesis
Kemampuan
yang diperlukan adalah : berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab
akibat dan alternatif penyelesaian.
4.
Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar atau tabel.
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar atau tabel.
5.
Pembuktian hipotesis
Kemampuan
yang diperlukan adalah : kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan
menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan
kesimpulan.
6.
Menentukan Pilihan Penyelesaian.
Kemampuan
yang diperlukan adalah : kecakapan membuat alternatif penyelesaian, kecakapan
menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
2.7
Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran IPS
Pada dasarnya berfikir itu kebanyakan melibatkan pemecahan
masalah. Masalah itu merupakan sesuatu hal yang mengandung keragu-raguan,
ketidak-pastian, atau kesulitan yang harus dipecahkan, dikuasai, dan
dijinakkan. Salah satu contoh masalah dalam IPS seperti : Masalah pertambahan
penduduk alami di indonesia yang sangat tinggi,masalah hubungan indonesia
dengan negara tetangga,masalah pencemaran air,udara dan tanah. Dapat di katakan
bahwa masalah atau problem adalah
suatu keadaan yang tidak sesuai dengan keadaan yang di harapkan. Dalam proses
pembelajaran, siswa dihadapkan pada permasalahan, terutama masalah yang
benar-benar terjadi di masyarakat, mengenai diri siswa,masalah-masalah aktual
yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Keadaan seperti itu akan menyeret siswa kepada proses
berpikir tentang bagaimana cara pemecahannya. Jadi yang ditekankan dalam problem solving adalah terpecahkannya
suatu masalah secara rasional, logis, dan benar. Pembelajaran pemecahan masalah
di pandang penting agar siswa memiliki keterampilan dalam menghadapi dan
mengatasai masalah. Menurut Sudjanan terdapat empat alasan pentingnya
pembelajaran pemecahan masalah bagi siswa yaitu :
a. Masalah merupakan bagian dari
kehidupan manusia secara alamiah.
b.
Tingkat keberhasilan seseorang dalam kehidupannya sangat erat kaitannya
dengan kemampuan dan keberhasilan memecahkan permasalahan yang di hadapinya.
c. Masalah dan pemecahannya bersifat
berangtai,artinya setelah masalah satu teratasi maka akan muncul masalah
lainnya.
d. Masalah tidak tunggal melainkan
terdiri dari bagian-bagian masalah di dalamnya.
Menurut Retman (1970) bahwa kegiatan pembelajaran sangat
penting mengemukakan masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari karena
dengan permasalahan tersebut siswa akan dimotivasi untuk menggunakan pikirannya
secara kreatif dan belajar intensif. Melalui kegiatan pembelajaran permasalahan
ini, siswa di hadapkan pada permasalahan yang harus di pecahkan baik secara
individual maupun secara kelompok. Kegiatan pembelajaran pemecahan masalah
secara kelompok siswa di latih kemampuannya secara komprehensif dan integratif
dalam berfikir,bersikap, bertindak dan bekerja sama.
Menurut Johnson dan Jhonson (Husein Achmad, dkk.1981)
pemecahan masalah sebagai metode mengajar IPS mempunyai langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah kita di haruskan
mengenali,mengetahui dan memahami masalah yang jelas. Kriteria identitas
masalah seperti : masalah yang di hadapi hendaknya berkaitan dengan lingkungan
kehidupan siswa,masalah tewrsebut di pandand penting untuk di pecahkan oleh
siswa sesuai dengan tingkat kemampuan berfikir siswa serta hendaknya masalah
itu dapat memotivasi siswa untuk belajar berfikir kritis.
2. Pengembangan Alternatif
Dalam langkah inisiswa di kelompokan menjadi beberapa
kelompok,dalam hal ini tergantung banyaknya masalah yang akan di hadapi. Setiap
kelompok membahas satu permasalahan dan mengem-bangkan alternatif pemecahannya.
3. Pengumpulan Data
Sebelum kegiatan pengumpulan data di laksanakan,terlebih
dahulu kelompok harus melakukan identifikasi data yang meliputi data yang aka
di cari,jenis data dan sumber data.
4. Pengujian Alternatif
Data atau informasi yang telah di kumpulkan oleh siswa akan
memiliki makna.
5. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan jawaban atas permasalahan
yang di ambil berdasarkan hasil pengujian alternatif jawaban yang di pilih.
Dalam hal ini siwa harus bersikap jujur terhadap hasil pengujiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar