Laman

Kamis, 12 Januari 2017

Pengorbanan Seorang Ibu untuk Anaknya



Nama                           : Herdiana Tri Kusuma Pratiwi
NIM                            : 1516121067
Mata Kuliah                : Bahasa dan Sastra Indonesia
Prodi / Semester          : PGSD / 2
                                                 
Pengorbanan Seorang Ibu untuk Anaknya
            Pada suatu hari terdapat sebuah keluarga yang terdiri dari seorang Ibu yang buta, dan dua orang anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah SD dia bernama Anisa dan ada juga yang masih bayi dia bernama Rima. Ayah dari keluarga mereka sudah meninggal beberapa bulan yang lalu akibat kecelakaan bersama Ibunya pada saat perjalanan pulang dari rumah sakit setelah persalinan Rima, yang menyebabkan Ayahnya meninggal dan Ibunya mengalami kebutaan tetapi Rima selamat hanya mengalami luka ringan. Suatu hari Anisa akan berangkat sekolah dia berpamitan kepada Ibunya yang sedang mengasuh adiknya Rima.
“ Bu... Anisa berangkat sekolah dulu yaa, assalamu’alaikum...”. Anisa menggendong tas sambil bersalaman kepada Ibunya.
“ Iya nak, hati – hati di jalannya, wa’alaikumsallam..”. Ibunya yang sedang mengasuhadiknya Rima, tangan nya Ibu mengelus kepala Anisa yang akan berangkat ke sekolah.
Suatu ketika, Anisa pulang sekolah dia tak sengaja melihat Ibunya yang buta sedang bekerja mencuci baju di tiap-tiap rumah untuk mencari selembar uang untuk anak-anaknya di rumah. Lalu Anisa menghampiri Ibunya.
“ Bu.. Sedang apa Ibu disini ? ”. Raut wajah Anisa tampak sedih ketika melihat Ibunya itu sedang mencuci baju.
“ Nak, kamu sudah pulang ?, Ibu lagi kerja mencari uang buat kebutuhan kamu dan adik kamu Rima”. Ibunya nampak kaget setelah Anisa mengetahui bahwa Ibunya bekerja mencuci, karna Ibunya tidak ingin Anisa mengetahuinya.
“ Bu, kenapa Ibu melakukan seperti ini di belakang Anisa ? Anisa gak mau Ibu cape, kerja mencari uang, biar Anisa aja yang kerja membantu kebutuhan keluarga, Ibu diam aja di rumah merawat Rima, kasian Rima masih butuh Ibu”. Sambil menuntun Ibunya untuk pulang ke rumah.
Lalu Ibunya berkata, “ Anisa.. Ibu melakukan ini semua karna Ibu gak mau kamu sehabis pulang sekolah lalu kerja mencari uang, Ibu juga ingin membantu kamu, apalagi kamu masih sekolah nak, Ibu gak mau sekolah kamu terganggu, Ibu ingin kamu menjadi anak yang sukses, yang bisa membimbing adikmu di masa depan ”. sambil menatap mata Anisa.
“ Anisa juga gak mau kalau Ibu kerja, meskipun Anisa masih sekolah kelas 5, Anisa sanggup sekolah sambil kerja bu.. Anisa bisa mengatur waktu nya, udah yaa.. sekarang Ibu istirahat biar Anisa yang kerja”.
Anisa memang anak yang baik, sholehah, dan wanita penyayang kepada keluarganya, terutama kepada Ibunya yang buta itu. Setelah kepergian Ayahnya itu, Anisa lah menjadi tulang punggung keluarga, Anisa lah yang sudah memenuhi kebutuhan keluarga nya dari mencari uang, membiayai sekolahnya, bahkan mengurusi Ibu dan Adiknya yang masih kecil itu.
Setelah 15 tahun kemudian, Anisa sudah dewasa dan sudah berkeluarga. Dan pada saat itu, Anisa tak lagi tinggal di rumah bersama Ibu dan Rima adiknya. Anisa sekarang tinggal bersama suami dan buah hati anaknya yang masih kecil. Dan Rima juga nampak sudah remaja dan dia pun sudah sekolah di bangku SMA. Di rumah itu sekarang hanya ada Ibu dan Rima. Ibunya sekarang yang menggantikan posisi Anisa yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan dia dan anaknya yang masih sekolah SMA. Ibunya yang tiap hari bekerja mencuci baju, menjadi pembantu di warung nasi, dan menjadi pemulung. Meskipun Ibunya buta tetapi Ibunya bisa melihat dengan memakai perasaan hatinya.
Suatu ketika, malam itu Rima akan pergi menghadiri acara ulang tahun nya yang rumahnya cukup jauh dari rumah yang ia tempati.
Lalu, sebelum berangkat Rima menyuruh Ibunya untuk mengambilkan sepatu yang akan ia pakai.
“ Bu.. Bu.. Ibuuuu ....” . Nampaknya wajah Rima kusut dan kesal setelah beberapa kali ia memanggil Ibunya.
“ Iya ada apa Rima sayaaang, maaf nak.. Ibu habis selesai sholat Isya” . Ibunya sambil mendekati Rima.
“ Duuuh Ibu ini, di panggil lamaa bangeet sii !!! . Tolong yaa buu ambil kan aku sepatu di belakang, aku gak keburu nii bu lagi siap-siap mau berangkat”. Sambil berdandan bergegas siap-siap akan berangkat ke pesta acara ulang tahun nya itu.
“ Nak memangnya kamu mau pergi kemana ? ko ga bilang – bilang dulu sama Ibu ”. Sambil memegang Rima.
“ Duuh.. Ibu gak usah bawell deh, gak usah banyak omong, cepat sekarang ambilkan sepatu, aku mau berangkat nanti temen cowok ku jemput aku ke rumah”. Sambil siap-siap pergi.
“ Iyaa... iyaa.. nak, Ibu ambilkan”. Lalu Ibu ke belakang mengambil sepatu Rima, lalu Ibu mendengar TIIIDIIIDD .. TIIDD .. TIIDD .. nampaknya suara mobil teman cowok nya Rima sudah datang, lalu Ibu menghampiri Rima.
“ Sayaang, ini sepatu nya nakk ..”. Sambil memberikan sepatu itu, layaknya seperti seorang pembantu.
“ Lama bener ngambil sepatu, ooooh pantes butaa !!! ”. Sambil mendekati muka Ibunya.
            Ibunya nampak sedih karna merasa di hina oleh anaknya sendiri, tetapi Ibunya tidak ingin memperlihatkan kesedihannya di depan anaknya. Ibunya berusaha tegar dan kuat, dan akhirnya Ibu berkata.
“ Rima.. itu yang di depan rumah, temanmu ??? ” . Nampaknya perasaan Ibu itu tidak enak meskipun Ibu buta tetapi dia bisa merasakan nya dengan hati.
“ Iya kenapa ?? pengen tau ?? gak bakalan tau, ibu kan buta !, yang jelas dia itu teman dekat Rima, dia orang kaya, orang tuanya aja pengusaha, gak kaya Ibu udah buta, hidupnya susah, bikin aku capek”.
“ Astaghfirullah allazim Rimaaa.. Ibu tak menyangka kamu perlakukan Ibu seperti ini”. Sambil meneteskan air matanya.
“ Ibu ini cengeng yaa.. Udahlah buu, temenku nunggu ntar kemaleman lagi gara-gara debat sama Ibu”. Sambil membukakan pintunya.
“ Rimaa.. rimaa jangaan pergi nakk..”. Sambil menangis.
            Setelah Rima pergi bersama teman cowoknya ke pesta ulang tahun temannya. Rima berpesta-pesta dengan temannya sampai ia lupa pulang ke rumah. Sudah Pukul 2 malam Rima belum saja datang. Ibunya pun menunggu dan mencari Rima ke jalan. Setelah itu waktu pun sudah malam sekali, Rima bersama teman cowoknya itu pulang, mengantarkan Rima, tetapi cowok itu tidak mengantarkan Rima, dia menurunkan Rima di tengah jalan, Rima tak sadarkan diri karena ia sedang mabuk. Rima berjalan nyusuri jalan, selama di perjalanan Rima di goda oleh beberapa preman. Tak di sangka selama Ibu nya mencari Rima di jalan akhirnya Ibunya mendengar suara jeritan wanita dan Ibunya menduga itu suara Rima. Lalu Ibunya menghampiri Rima pada akhirnya Ibu yang buta itu tertabrak mobil. Setelah itu Ibunya di bawa ke rumah sakit, dan Anisa kakaknya itu mengetahui kabar dari tetangganya Ibu, bahwa Ibunya mengalami kecelakaan dan akhirnya di bawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Anisa mendengar omongan-omongan tetangga Ibunya bahwa yang menyebabkan Ibunya tertabrak itu dise-babkan oleh adiknya sendiri Rima. Lalu Anisa menghampiri tetangga nya itu.
“ Maksudnya apa buu ?? , ada apa dengan adik saya ? ”. dengan perasaan nya tak menentu.
Lalu tetangganya memberitahu semuanya, tentang apa yang sudah di lakukan oleh Rima terhadap Ibunya. Anisa tak menyangka bahwa adiknya seperti itu, Anisa menyangka bahwa adiknya baik-baik saja. Dan pada akhirnya Anisa menemui Rima yang sedang asik-asik santai di rumah.
“ Rimaa !!.. Kakak gak nyangka kamu perlakukan Ibu, menghina Ibu yang sudah melahirkan dan membesarkanmu Rima !!! Kakak benar-benar kecewa sama kamu, kamu anak durhaka yang tidak tau di untung”.
“ Kakak tau kenapa Rima seperti ini ??, Rima malu kak punya Ibu buta, jadi pembantu, buruh, bahkan jadi pemulung”.
“ STOPP !! Kamu menghina, memperlakukan Ibu mu seperti itu.. ”.
“ Kenyataannya seperti itu kak, FAKTA !!”.
“ Kamu anak yang durhaka Rima apalagi sama Ibu, Ibu yang udah mempertaruhkan nyawa mu ketika Ibu melahirkan kamu, Ibu buta, Ayah meningal karna kecelakaan saat selesai persalinan kamu di rumah sakit, kamu masih mau menganggap Ibumu budak? Pembantu ?, jadi bahan Hinaan kamu ? IYAA !! Sadaaaar Rima Sadaarr, Sekarang Ibu Koma’ masuk rumah sakit itu semua karna kamu, Ibu tertabrak karna akan menyelamatkan kamu, apa kamu sekeji, sekejam itu sama apa yang udah Ibu korban kan terhadap kamu Rima”.
            Akhirnya Rima termenung menangis atas apa yang sudah kakaknya sampaikan terhadap dia, ternyata pengorbanan Ibu sangat besar, sangat mulia, Ibu buta dan ayah meninggal itu semua karna kecelakaan, karna musibah. Akhirnya Rima bergegas ke rumah sakit untuk menemui Ibu nya yang koma’ dan memohon ampun.
“ Assalamu’alaikum.. Ibu maafkan Rima selama ini Rima sudah berbuat dosa, sudah durhaka terhadap Ibu, maafin Rima buu, Rima hilaf.. ” . Sambil menangis dan memeluk Ibunya yang sedang koma’. Akhirnya Ibu sadar menyebut nama Anisa dan Rima.
“ Anisaa.. Rimaa.. ???” . kedua adik kakak itu mendekati Ibunya yang sudah bangun dari koma’nya.
“ Iya buu.. ini Anisa dan Rimaa.. ”. Sahut Anisa sambil mendekati Ibunya.
“ Nakk.. jaga dirimu baik-baik yaa.. Ibu hanya ingin kalian rukun, hidup senang, dan kamu Rima harus nurut sama kakak yaa sayaang” .
“ Ibuu.. Ibuuuu... maafin Rima bu.. Rima nyesal atas perlakuan Rima terhadap Ibu.. Rima sudah menjadi anak yang durhaka sama Ibuu.. Rima hilaf maafiin Rimaa buu.. Rima sayang sama Ibu. Rima janji, Rima akan menjadi anak yang berbakti sama Ibu, Ibuu yang kuat yaa, Ibu harus sembuh ”. Sambil menangis dan menyesali perbuatannya.
“ Rimaa anak Ibuu.. Ibu sudah memaafkan kamu nak.. Ibu juga sayaang banget sama kamu dan kakak mu.. jaga diri kalian baik – baik yaa.. Ibu sudah tidak kuat lagii ” . Sambil merasakan kesakitan dan akhirnya meninggal.
            Kedua anak itu menangis atas kepergian Ibunya, terutama Rima yang sudah sadar dan menyesali perbuatannya itu. Pada hari itu Rima menjadi anak yang baik, sholehah dan rajin kerja keras seperti kakaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar