HAKIKAT
MATEMATIKA
DAN
MATEMATIKA SEKOLAH
A. Hakikat
Matematika
Hakikat matematika artinya
menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik ditinjau dari arti kata
matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun peran dan
kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya.
Matematika merupakan salah satu
bidang studi yang diajarkan di SD. Seorang guru SDyang akan mengajarkan
matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui danmemahami objek yang akan
diajarkannya, yaitu matematika. Untuk menjawab pertanyaan “Apakah matematika
itu ?”tidak dapat dengan mudah dijawab.Hal ini dikarenakan sampai saat ini
belum ada kepastian mengenai pengertian matematika karenapengetahuan dan
pandangan masing-masing dari para ahli yang berbeda-beda. Ada yangmengatakan
bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan
dan ruang, matematika merupakan bahasa simbol, matematika adalah bahasa
numerik, matematika adalah ilmu yang abstrak dandeduktif, matematika adalah
metode berpikir logis, matematika adalah
ilmu yang mempelajarihubungan pola, bentuk dan struktur, matematika adalah
ratunya ilmu dan juga menjadi pelayanilmu yang lain.
B. Pengertian Matematika
Kata
matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil
dariperkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.Perkataan itu mempunyai asal katanya
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar).
Menurut Kamus Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai bilangan.
Matematika terbentuk dari pengalaman
manusia dalam dunianya secara empiris.
Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis
dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika, supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu
mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atau notasimatematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu
logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Pada awalnya cabang matematika yang
ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu
ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar Abstrak, AljabarLinear,
Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor,dll.
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai
Matematika antara lain :
1.
Johnson dan
Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika adalah pola berpikir,
pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis,matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,jelas dan akurat
representasinya dengan simbol dan padat,
lebih berupa bahasa simbolmengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika
adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori
dibuatsecara deduktif berdasarkan kepada unsuryang tidak didefinisikan,
aksioma, sifat atau teoriyang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan
matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan
dan keharmonisannya.
2.
Kline (1973)
Matematika itu bukan pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan
sosial, ekonomi, dan alam.
3.
James dan
james (1976).
Matematika adalah ilmu tentang
logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan lainnya.Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
analisis dan geometri.Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwamatematika
terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis
dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
4.
Russeffendi
ET (1980)
Matematika lebih menekankan kegiatan
dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau
hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran.
5.
Reys - dkk
(1984)
Matematika adalah telaahan tentang
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan
suatu alat.
6.
Russefendi
(1988 : 23)
Matematika terorganisasikan dari
unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah
dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
disebut ilmu deduktif.
7.
Soedjadi
(2000:11)
Matematika adalah pengetahuan
eksak dengan objek abstrak
meliputi konsep, prinsip, dan
operasi yang berhubungan dengan bilangan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan,
dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai
bilangan dengan objek abstrak yang diatur secara logis yang didapat dengan
berpikir.
C.
Karakteristik
matematika
Sedikitnya
matematika itu memiliki 6 karakteristik (ciri khusus), yaitu:
1.
Memiliki
objek kajian yang abstrak
Semua objek
kajian dalam matematika adalah abstrak atau objek pikiran atau objek mental.
Objek-objek itu meliputi:
(a) fakta
(b) konsep
(c) operasi/
relasi/ skill dan
(d) prinsip
Dari objek-objek dasar itu kemudian disusun suatu pola
dan struktur matematika.
a) Fakta
Fakta adalah
konvensi-konvensi (kesepakatan-kesepakatan) yang diungkapkan dengan simbol
(notasi) tertentu.
b) Konsep (yang berkaitan erat dengan definisi)
Konsep adalah idea abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan
objek-objek tertentu, apalah merupakan contoh atau bukan contoh dari idea
tersebut.
Dalam
matematika terdapat tiga macam definisi, yaitu:
1. Definisi
analitis
Adalah definisi
yang menyebutkan genus proksimum atau genus terdekat dan deferensia spesifika
atau pembeda khususnya)
2. Definisi
genetic
Adalah definisi yang menyebutkan proses terjadinya
3. Definisi
dengan rumus
Adalah definisi
yang dinyatakan dalam bentuk rumus.
c) Operasi yang merupakan suatu fungsi (relasi khusus).
Operasi
adalah suatu aturan untuk memperoleh elemen tunggal, dari satu atau lebih
elemen yang diketahui.
Contoh operasi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, perpangkatan,
tambah lima dll (pada aljabar), gabungan, irisan, komplemen dll. (pada
himpunan). Berdasarkan banyaknya unsur yang dioperasikan, dikenal adanya :
operasi unair, operasi biner, operasi terner dsb Bila yang ditekankan adalah
keterampilannya, operasi ini sering disebut skill.
d) Prinsip
Prinsip adalah gabungan
beberapa objek matematika (fakta atau konsep) yang dihubungkan dengan relasi
atau operasi tertentu. Prinsip dalam matematika dapat berupa: aksioma,
lemma, teorema (dalil) dan sifat.
2. Bertumpu
pada kesempatan
Kesepakatan yang amat mendasar dalam matematika
adalah:
a. Aksioma/postulat/asumsi/pernyataan pangkal (yang tidak
perlu dibuktikan)
Aksioma
diperlukan untuk menghindarkan berputar-putarnya argumentasi dalam pembuktian
(cinculus in pro bando). Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma
yang selanjutnya dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu
terdapat konsep primitif tertentu dan dari satu atau lebih konsep primitif
dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian. (Penjelasan lebih lanjut pada
Sistem dan Struktur Matematika).
b. Konsep primitive/ undefined terms/ pengertian pangkal
(yang tidak perlu didefinisikan) Konsep primitive diperlukan untuk
menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian (cincolus in definiando).
3.
Berpola pikir deduktif (dari hal
yang bersifat umum diterapkan ke hal yang bersifat khusus)
Dalam matematika sebagai “ ilmu “ hanya diterima pola
pikir deduktif dalam bentuk sederhana maupun kompleks. Tidak
dibenarkan membuktikan kebenaran suatu teorema/ dalil secara induktif (dari hal
yang bersifat khusus diarahkan ke hal yang bersifat umum). Memang benar banyak
teorema dalam matematika ditemukan secara induktif (seperti Teorema Pytagoras),
namun untuk dimasukkan ke dalam struktur matematika setelah ia dapat dibuttikan
secara deduktif.
Contoh deduktif sederhana:
· Ketika
seorang anak SD yang baru menerima pelajaran di sekolah tentang persegi
panjang, kemudian ia bisa menunjuk model-model benda yang berbentuk persegi
panjang.
· Pembuktian
Jumlah besar susut-sudut segitiga = 180 derajat, melalui besar sudut lurus dan
sifat sudut-sudut: di antara garis-garis sejajar.
Contoh –
Contoh Teorema untuk dibuktikan secara deduktif tidak sederhana:
·
Jumlah dua
bilangan ganjil adalah bilangan genap
·
A U B = B U
A
4.
Memiliki Simbol Yang Kosong Dari
Arti
Rangkaian
simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika, yang
dapat berupa: persamaan, pertidaksamaan, bangun geometri tertentu dan
sebagainya.Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan, misalnya : “x+y = z”
belum tentu berarti bilangan, demikian juga tanda “+“ belum tentu berarti
operasi tambah dalam bilangan, namun tergantung dari permasalahan yang
menyebabkan terbentuknya model itu.Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam
model matematika itu justru memungkinkan “intervensi” matematika kedalam
berbagai pengetahuan dan memungkinkan matematika memasuki medan garapan dari
ilmu bahasa (liguistik)
5.
Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Sehubungan
dengan kosongnya arti dari simbol-simbol dan tanda-tanda dalam matematika jelas
bahwa dalam menggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa
simbol itu dipakai, bila lingkup pembicaraan bilangan, maka simbol-simbol
diartikan bilangan. Bila lingkup pembicaraannya transformasi maka
simbol-simbol itu diartikan suatu transformasi. Lingkup pembicaraan itulah yang
disebut semesta pembicaraan. Benar atau salahnya ataupun ada atau tidaknya
penyelesaian suatu model matimatika ditentukan oleh semesta pembicaranya.
6.
Konsisten Dalam Sistemnya
Dalam
matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu
sama lain tetapi juga ada sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama lain. Misal
dikenal sistem - sistem aljabar, atau sistem - sistem geometri. Di dalam
masing-masing sistem dan struktur itu berlaku konsistensi (tidak boleh
terdapat kontradiksi) baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenaranya.
D. Kedudukan
Matematika
1.
Matematika Adalah Ilmu Deduktif
Matematika
dikenal sebagai ilmu deduktif, karena
proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran
yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan carainduktif. Pada ilmu
pengetahuan alam adalah metode induktif dan eksperimen.
Walaupun
dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif,
tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat
dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima
kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif.
Contoh dalam
ilmu fisika, bila seorang melakukan percobaan (eksperimen) sebatang
logamdipanaskan maka memuai dan dilanjutkan dengan logam-logam yang lainnya,
dipanaskan ternyata memuai juga, maka ia dapat membuat kesimpulan
(generalisasi) bahwa setiap logam yang dipanaskan itu dapat memuai.
Generalisasi yang dibuat secara induktif tersebut dalam ilmu fisika dapat
dibenarkan contoh dalam ilmu fisika di atas, pada matematika contoh-contoh
seperti itu baru dianggap sebagai generalisasi jika kebenarannya dapat
dibuktikan secara deduktif.
Berikut
adalah beberapa contoh pembuktian dalil atau generalisasi pada
matematika.Dalilatau generalisasi berikut dibenarkan dalam matematika karena
sudah dapat dibuktikan secara deduktif.
Contoh 1
Bilangan
ganjil ditambah bilangan ganjil adalah bilangan genap.Misalnya kita ambil
beberapa buah bilangan ganjil, baik ganjil positif, atau ganjil negatif yaitu
1, 3, -5, 7.
Dalil-dalil dan rumus matematika itu
ditentukan secara induktif (eksperimen), tetapi begitu suatu dalil ditemukan
maka generalisasi itu harus dibuktikan kebenarannya secara deduktif.
Pada pembelajaran matematika di SD
pembuktian dengan cara deduktif masih sulit dilaksanakan. Karena itu siswa SD
hanya melakukan eksperimen (metode induktif).Percobaan-percobaan inipun masih
menggunakan benda-benda konkrit (nyata).Untuk pembuktian deduktifmasih sulit
dilaksanakan karena pembuktian deduktiflebih abstrak dan menuntut siswa
mempunyai pengetahuan-pengetahuan siswa yang sebelumnya.Contoh : Pada
pembuktianbilangan ganjil ditambah ganjil sama dengan bilangan genap siswa
harus sudah mengerti bilanganganjil, genap, bulat dan dapat menyelesaikan dalam
bentuk umum bilangan-bilangan tersebut.
2.
Matematika Adalah Ilmu Terstruktur
Matematika
merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan.Hal ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan,
kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma / postulat dan akhirnya pada
teorema.Konsep-konsepmtematika tersusun secara hierarkis, terstruktur,
logis, dan sistimatis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada
konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu untuk mempelajari matematika,
konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik atau konsepselanjutnya.
Dalam
pembelajaran matematika guru seharusnya menyiapkan kondisi siswanya agar mampu
menguasai konsep-konsep yang akan dipelajari
mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Contoh
seorang siswa yang akan mempelajari sebuah volume kerucut haruslah
mempelajarimulai dari lingkaran, luas lingkaran, bangun ruang dan akhirnya volume kerucut. Untuk dapat
mempelajari topik volume balok, maka siswa harus mempelajari rusuk atau garis,
titik sudut, sudut,bidang datar persegi dan persegi panjang, luas persegi dan
persegi panjang, dan akhirnya volume balok.
Struktur
matematika adalah sebagai berikut :
a. Unsur-unsur
yang tidak didefinisikan
Misal : titik, garis, lengkungan, bidang, bilangan
dll.
Unsur-unsur ini ada, tetapi kita tidak dapat
mendefinisikannya. Unsur-unsur yang didefinisikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan maka terbentuk unsur-unsur yang didefinisikan.
Misal : sudut, persegi panjang, segitiga, balok,
lengkungan tertutup sederhana, bilangan ganjil, pecahan desimal, FPB dan KPK
dll.
b. Aksioma dan
postulat
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan dan
unsur-unsur yang didefinisikan dapat dibuatasumsi-asumsi yang dikenal dengan
aksioma atau postulat.
Misal :
- Melalui 2 titik sembarang hanya
dapat dibuat sebuah garis.
- Semua sudut siku-siku satu dengan
lainnya sama besar.
- Melalui sebuah titik hanya dapat dibuat sebuah garis
yang tegak lurus kesebuah garis yang lain.
- Sebuah segitiga tumpul hanya mempunyai sebuah sudut
yang lebih besar dari 900
Aksioma tidak perlu dibuktikan kebenarannya
tetapi dapat diterima kebenarannya
berdasarkan pemikiran yang logis.
c.
Dalil atau
Teorema
Dari unsur-unsur yangtidak
didefinisikan dan aksioma maka disusun teorema-teorema atau dalil-dalil yang
kebenarannya harus dibuktikan dengan cara deduktif.
Misal :
- Jumlah 2 bilangan ganjil adalah
genap
- Jumlah ketiga sudut pada sebuah
segitiga sama dengan 1800
- Jumlah
kuadrat sisi siku-siku pada sebuahsegitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi
miringnya.
3.
Matematika
Adalah Ilmu Tentang Pola dan Hubungan
Matematika
disebut sebagai ilmu tentang pola karenapada matematika sering dicari keseragaman
seperti keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu
atau model yang merupkan representasinya untuk membuat generalisasi.
Misal :
Jumlah a bilangan genap selamanya
sama dengan a2
Contoh :
a = 1 maka jumlahnya = 1 = 12
Selanjutnya 1 dan 3 adalah bilangan-bilangan
ganjilvjumlahnya adalah 4 = 22. Berikutnya 1, 3, 5, dan 7, maka
jumlahnya adalah 16 = 42dan seterusnya.
Dari contoh-contoh tersebut, maka dapat dibuat
generalisasi yang berupa pola yaitu jumlah a bilangan ganjil yang berurutan
sama dengan a2.
Matematika disebut ilmu tentang
hubungan karena konsep matematika satu dengan lainnya saling berhubungan.
Misalnya : Antara persegi panjang dengan balok, antara
persegi dengan kubus, antara kerucut dengan lingkaran, antara 5 x 6 = 30 dengan
30 : 5 =6, antara 102= 100 dengan
100 = 10.
Demikian juga cabang matematika satu
dengan lainnyasaling berhubungan seperti aritmatika, aljabar, geometri,
statistika, dan analisis.
4.
Matematika
Adalah Bahasa Simbol
Matematika
yang terdiri dari simbol-simbol yang sangat padat arti dan bersifat
internasional. Padat arti berarti simbol-simbol matematika ditulisdengan cara
singkattetapi mempunyai arti yang luas.
Misal :
= 3 , 3 + 5 =
8, = 1 x 2 x 3
log 100 = 2 , cos, tg, sin, ∪, ∩, =, >, <
5.
Matematika
sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
Matematika
sebagai ratu ilmu artinya matematika sebagai alat dan pelayan ilmu yang lain.
Banyak sekali cabang ilmu pengetahuanyang pengembangan teori-teorinya
didasarkan pada pengembangan konsepmatematika. Sebagai contoh, banyak
teori-teori dan cabang-cabang dari fisikadan kimia (modern) yang ditemukan dan
dikembangkan melalui konsepkalkulus, khususnya tentang persamaan differensial.
Contoh lain, teoriekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang dikembangkan
melaluikonsep fungsi dan kalkulus tentang differensial dan integral.Dari
kedudukan matematika sebagai pelayan ilmu pengetahuan,tersirat bahwa matematika
sebagai suatu ilmu yang berfungsi pula untukmelayani ilmu pengetahuan. Dapat
dikatakan bahwa matematika tumbuh danberkembang untuk dirinya sendiri sebagai
suatu ilmu dan sebagai penyediajasa layanan untuk pengembangan ilmu-ilmu yang
lain pula.
E.
Kegunaan Matematika
1.
Matematika
sebagai pelayan ilmu yang lain.
Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan
pengembangannya bergantung dari matematika.
Contoh :
o Penemuan dan pengembangan Teori
Mendel dalam Biologi melalui konsep Probabilitas.
o Perhitungan dengan bilangan imajiner
digunakan untuk memecahkan masalah tentang kelistrikan.
o Dengan matematika, Einstein membuat
rumus yang dapat digunakan untuk menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh
dari ledakan atom.
o Dalam ilmu pendidikan dan psikologi,
khususnya dalam teori belajar, selain digunakan statistik juga digunakan
persamaan matematis untuk menyajikan
teori atau model dari penelitian.
o Dalam ilmu kependudukan, matematika
digunakan untukmemprediksi jumlah penduduk dll.
o Dalam seni grafis, konsep
transformasi geometric digunakan untuk melukis mosaik.
o Dalam seni musik, barisan bilangan
digunakan untuk merancang alat musik.
o Banyak teori-teori dari Fisika dan
Kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
o Teori Ekonomi mengenai Permintaan
dan Penawaran dikembangkan melalui konsep FungsiKalkulus tentang Diferensial
dan Integral.
2. Matematika
digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
o Memecahkan persoalan dunia nyata.
o Mengadakan transaksi jual beli, maka
manusia memerlukan proses perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan
dan operasihitungnya.
o Menghitung luas daerah.
o Menghitung jarak yang ditempuh dari
suatu tempat ke tempat yang lain.
o Menghitung laju kecepatan kendaraan.
o Membentuk pola pikir menjadi pola
pikir matematis, orang yangmempelajarinya kritis, sistimatis dan logis.
o Menggunakan perhitungan matematika
baik dalam pertanian, perikanan,perdagangan, dan perindustrian.
F.
Pengertian Matematika Sekolah
Matematika sekolah merupakan bagian
dari matematika yang diajarkan di semua jenjang sekolah (SD/ MI, SMP/ MTs. dan
SMA/ MA atau SMK/ MAK), bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan/
beroriantasi pada kepentingan pendidikan (disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa) dan perkembangan IPTEK.Dari pengertian itu menunjukkan bahwa
terdapat beberapa perbedaan antara matematika sebagai ilmu dengan matematika
sekolah dalam 4 hal yaitu dalam hal:
(a) teknik penyajian,
(b) pola pikir yang digunakan,
(c) keterbatasan semesta dan
(d) tingkat
keabstrakannya.
Beberapa perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel Beberapa perbedaan matematika sebagai ilmu
dengan matematika sekolah
Perbedaan dlm
|
Mat. Sbg Ilmu
|
Mat. Sekolah
|
Penyajian biasanya
|
Dimulai dari definisi/kadang aksioma – teorema –
contoh – contoh
|
Dimulai dengan contoh-contoh yang terkait dengan
realitas di sekitar siswa/ pemakaiannya, baru mengarah ke definisi,
aksioma/sifat secara informal & secara berangsur-angsur menuju formal
|
Pola pikir yang digunakan
|
Murni deduktif – aksiomatik
|
Induktif – tapi harus mengarah ke deduktif
|
Semestanya
|
Tidak dibatasi
|
Dibatasi sesuai dengan tarap perkembangan berpikir
siswa
|
Keabstra-kan materinya
|
Tetap abstrak
|
Diupayakan mulai dari konkrit – semi konkrit – semi
abstrak - abstrak
|
G. Peran
Matematika Sekolah
Sesuai dengan tujuan diberikannya
matematika di sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah memegang
peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika untuk memenuhi
kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya,
dapat berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah,
menyajikan dan menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer.
Selain itu, agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu
memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi,
geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis,
kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.Sebagai warga
negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan seperti yang tertuang dalam
UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum.Pengetahuan minimum
itu diantaranya adalah matematika.Oleh sebab itu, matematika sekolah sangat
berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi maupun yang tidak.
Bagi mereka yang tidak melanjutkan
studi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja, dapat
berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan persentase,
dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain. Kalau diperhatikan
pada berbagai media massa, seringkali informasi disajikan dalam bentuk persen,
tabel, bahkan dalam bentuk diagram. Dengan demikian, agar orang dapat
memperoleh informasi yang benar dari apa yang dibacanya itu, mereka harus
memiliki pengetahuan mengenai persen, cara membaca tabel, dan juga diagram.
Dalam hal inilah matematika memberikan peran pentingnya.
Sejalan dengan kemajuan jaman,
tentunya pengetahuan semakin berkembang.Supaya suatu negara bisa lebih maju,
maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang melek teknologi.Untuk
keperluan ini tentunya mereka perlu belajar matematika sekolah terlebih dahulu
karena matematika memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan
teknologi itu sendiri.Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi
perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Namun demikian, matematika
dipelajari bukan untuk keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan
matematika itu sendiri. Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka sangat
mungkin matematika akan punah. Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang
bersifat hirarkis, untuk mempelajari matematika lebih lanjut harus mempelajari
matematika level sebelumnya.Seseorang yang ingin menjadi ilmuawan dalam bidang
matematika, maka harus belajar dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Jelas bahwa matematika sekolah
mempunyai peranan yang sangat penting baik bagi siswa supaya punya bekal
pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada
umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya, dan untuk
matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya.
H. Fungsi
Matematika Sekolah
Fungsi
matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan
mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat
kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika
bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan
materi matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika
sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika
tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi
matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan
matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai
ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya sangat diharapkan agar para siswa
diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam
kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat
membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.
Siswa diberi pengalaman menggunakan
matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi
misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model
matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal
uraian matematika lainnya.Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan,
tetapi tidak tahu alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya
atau ada sesuatu yang belum dipahami.Belajar matematika juga merupakan
pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran
suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para
siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang
sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi).Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu
menangkap pengertian suatu konsep.Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa
dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada
pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus
(generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif
maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan
perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu
kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.
Fungsi
matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena
itu, pembelajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga
ini.Sebagai guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari
kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan
kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti
pola pikir yang sah.
Dalam buku standar kompetensi
matematika Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur,
menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan
statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik,
atau tabel.
I. Tujuan Matematika Sekolah
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang
sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara
umum tujuan matematika sekolah dapat digolongkan menjadi :
1. Tujuan yang
bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian
siswa.
2. Tujuan yang
bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan
matematika.
Secara lebih
terinci, tujuan pembelajaran matematika
dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai
berikut:
1.
Melatih cara
berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
J. Ruang Lingkup Matematika Sekolah
Pembelajaran matematika di sekolah
diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa.Kegiatan
pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika
semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa
untuk mencapai kompetensi.Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran
matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus
dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika
merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus
ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran
matematika.Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar, indikator, dan materi
pokok, untuk setiap aspeknya.Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada
aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di
capai.
Merujuk pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai siswa maka ruang lingkup materi matematika
adalah aljabar, pengukuran dan geomerti, peluang dan statistik, trigonometri,
serta kalkulus.
TEORI BELAJAR MATEMATIKA
1.
Teori
Belajar Bruner
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang
ahli psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori
aliran psikologi kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan
perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak memberikan
pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar,
atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran
teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta
informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Ada tiga
proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) prose perolehan informasi
baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima dan (3) menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan.Perolehan informasi baru dapat terjadi
melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang
diajarkan atau mendengarkan audiovisual dan lain-lain.Proses transformasi
pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita memperlakukan pengetahuan yang
sudah diterima agar sesuai dengan kebutuhan.Informasi yang diterima dianalisis,
diproses atau diubah menjadi konsep yang lebih abstrak agar suatu saat dapat
dimanfaatkan.
Menurut
Bruner belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu,(dalam Hudoyo,
1990:48) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem).Dengan mengajukan masalah kontekstual,peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk dapat meningkatkan
keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan tekhnologi informasi
dan komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya.
Bruner
melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak baiknya diberi
kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara
khusus dan dapat diotak atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep
matematika.Melalui alat peraga yang ditelitinya anak akan melihat langsung
bagaiman keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang
diperhatikannya.Peran guru adalah :
1. perlu memahami struktur pelajaran
2. pentingnya belajar aktif supaya
seorang dapat menemukan sendiri konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami
dengan benar
3. pentingnya nilai berfikir induktif.
Proses internalisasi akan terjadi secara
sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar secara optimal) jika pengetahuan
yang dipelajari itu dalam 3 model yaitu :
1. Model Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang
dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi
(mengotak atik) objek.
2. Model Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian
dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan
melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan
dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
3. Model Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar
simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif ,Bruner mengemukakan teorema
atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika.Berdasarkan hasil-hasil
eksperimen dan observasi yang dilakukan oleh Bruner pada tahun 1963
mengemukakan empat teorema /dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika
yang masing-masing disebut “teorema atau dalil” .Keempat dalil tersebut adalah
a. Dalil Konstruksi / Penyusunan (
Contruction theorem)
Didalam
teorema konstruksi dikatakan cara yang terbaik bagi seorang siswa untuk
mempelajari sesuatu atau prinsip dalam matematika adalah dengan mengkontruksi
atau melakukan penyusunan sebuah representasi dari konsep atau prinsip
tersebut.
b. Dalil Notasi (Notation Theorem)
Menurut
teorema notasi representase dari suatu materi matematika akan lebih mudah
dipahami oleh siswa apabila didalam representase itu digunakan notasi yang
sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
c. Dalil Kekontrasan dan Variasi (
Contras and Variation Theorem)
Menurut
teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa suatu konsep matematika akan
lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu dikontraskan dengan
konsep-konsep yang lain sehingga perbedaan antar konsep itu dengan
konsep-konsep yang lain menjadi jelas.
d. Dalil Konektivitas dan Pengaitan
(Conectivity Theorem)
Didalam
teorema konektivitas disebut bahwa setiap konsep, setiap prinsip, dan setiap
ketramplan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan ketrampilan-ketrampilan lain.
4. Metode Penemuan
Satu hal
yang membuat Bruner terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses belajar
daripada hasil belajar, menurutnya belajar merupakan faktor yang menentukan
dalam pembelajaran dibandingkan dengan perolehan khusus, yaitu metode penemuan
(dicovery).Discovery learning dari Bruner merupakan model pengajaran yang
melambangkan berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dalam
prinsip konstruksitivis dan discovery learning siswa didorong untuk belajar
sendiri secara mandiri.
Adapun
tahap-tahap penerapan belajar penemuan adalah :
1. Stimulus ( pemberian perangsang)
2. Problem Statement (mengidentifikasi
masalah)
3. Data collection ( pengumpulan data)
4. Data Prosessing (pengolahan data)
5. Verifikasi
6. Generalisa
3.
Teori
Belajar Gagne
Teori yang diperkenalkan Robert M.Gagne pada tahun 1960-an
pembelajaran harus dikondisikan untuk memunculkan respons yang
diharapkan.Menurut Gagne (dalam Ismail 1998), belajar matematika terdiri dari
objek langsung dan objek tak langsung.
1.
Objek-objek langsung pembelajaran matematika terdiri atas :
a. Fakta-fakta matematika
b. Ketrampilan-ketrampilan matematika
c. Konsep-konsep matematika
d. Prinsip-prinsip matematika
2.
Objek-objek tak langsung pembelajaran matematika adalah :
a. Kemampuan berfikir logis
b. Kemampuan memecahkan masalah
c. Sikap positif terhadap matematika
d. Ketekunan
e. Ketelitian
Taksonomi
Gagne
Menurut Gagne tingkah laku manusia
sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita dapat
mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat diambil
implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar.Gagne mengemukakan bahwa
ketrampilan-ketrampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut
kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas.
Lima Macam
Hasil Belajar Gagne
Gagne mengemukakan 5 macam hasil belajar atau
kapabilitas tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu bersifat
psikomotor.Hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai berikut
:
1.
Informasi
verbal
Kapabilitas informasi verbal
merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang
fakta-fakta.
2.
Ketrampilan
Intelektual
Kapabilitas ketrampilan intelektual
merupakan kemampuan untuk dapat membedakan, menguasai konsep aturan, dan
memecahkan masalah.
Kapabilitas Ketrampilan Intelektual oleh
Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu :
a. Belajar Isyarat
b. Belajar stimulus Respon
c. Belajar Rangkaian Gerak
d. Belajar Rangkaian Verbal
e. Belajar membedakan
f. Belajar Pembentukan konsep
g. Belajar
Pembentukan Aturan
h. Belajar
Memecahkan Masalah
3. Strategi Kognitif
Kapabilitas Strategi Kognitif adalah
Kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berfikir dengan
cara merekam, membuat analisis dan sintesis.
4. Sikap
Kapabilitas Sikap adalah
kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Ketrampilan motorik
Untuk dapat mengetahui seseorang
memiliki kapabilitas ketrampilan motorik dapat dilihat dari segi kecepatan,
ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang
diperlihatkan orang tersebut.
Fase-fase
kegiatan Belajar menurut Gagne
Robert M.Gagne adalah seorang ahli psikologi yang
banyak melakukan penelitian diantaranya fase-fase kegiatan belajar yang dibagi
dalam empat fase yaitu :
a. Fase Aprehensi
b. Fase Akuisisi
c. Fase Penyimpanan
d. Fase Pemanggilan
4. Teori Belajar Thorndike
Teori belajar stimulus-respon yang
dikemukakan oleh Thorndike disebut juga dengan koneksionisme. Teori ini
menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukkan hubungan
antara stimulus dan respon. Terdapat beberapa dalil atau hukum kesiapan
(lawofreadiness), hukum latihan(lawofexercise) dan hukum akibat(lawofeffect).
5. Teori Belajar Skinner
Burhus Frederic Skinner menyatakan
bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar. Ganjaran merupakan respon yang sifatnya menggembirakan dan
merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif.
Pengutan merupakan sesuatu yang mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah kepada hal-hal yang
sifatnya dapat diamati dan diukur. Dalam teori Skinner dinyatakan bahwa
penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif.Contoh penguatan
positif diantaranya adalah pujian yang diberikan pada anak setelah berhasil
menyelesaikan tugas dan sikap guru yang bergembira pada saat anak menjawab
pertanyaan. Skiner menambahkan bahwa jika respon siswa baik(menunjang
efektivitas pencapaian tujuan)harus segera diberi penguatan positif agar respon
tersebut lebih baik lagi,atau minimalnya perbuatan baik itu dipertahankan
6.
Teori
Belajar Piaget
Jean Piaget menyebutkan bahwa
struktur kognitif sebagai Skemata(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-
skema.Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap
stimulus disebabkan karena bekerjanya schemata ini. Skemata ini berkembang
secara kronologis,sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya,sehingga individu yang lebih dewasa memliki struktur kognitif
yang lebih lengkap dari pada ketika iamasih kecil.
Tahap
perkembangan kognitif:
·
Tahap Sensori Motor (sejak lahir
sampai dengan 2 tahun)
Bagi anak yang berada pada tahap ini,pengalaman diperoleh melalui
perbuatan fisik(gerakan anggota tubuh)dan sensori(koordinasi alat indra).
·
Tahap Pra Operasi(2
tahunsampaidengan7 tahun)
Ini merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi
konkrit.Operasi konkrit adalahberupa tindakan- tindakan kognitif seperti
mengklasifikasikan sekelompok objek,menata letak benda berdasarkan urutan
tertentu,dan membilang.
·
Tahap Operasi Konkrit(7
tahunsampaidengan11 tahun)
Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami konsep
kekekalan, kemampuan mengklasifikasi, mampu memandang suatu objek dari
sudut pandang yang berbeda secara objektif, dan mampu berfikir reversible.
·
Tahap Operasi Formal (11
tahundanseterusnya)
Tahap ini merupakantahap akhir dari
perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan menggunakan
hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan
objek atau peristiwanya langsung, dengan hanya menggunakan simbol-simbol,
ide-ide, abstraksi dan generalisasi.
MACAM – MACAM PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Ada beberapa macam pendekatan
pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain :
1.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar
belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami
sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat,
dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi,
yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada
hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran
yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan
mengajar siswa.
Borko dan Putnam mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran kontekstual,guru memilih konteks pembelajaran yang tepat
bagi siswa dengan cara mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan
berada serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya. Pemahaman,
penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi
dikaitkan dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada
pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas
saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam
kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat
luas.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru
adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan
dengan strategi daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu
yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil
“menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru.
Penggunaan pembelajaran kontekstual
memiliki potensi tidak hanya untukmengembangkan ranah pengetahuan dan
keterampilan proses, tetapi juga untukmengembangkan sikap, nilai, serta
kreativitas siswa dalam memecahkan masalahyang terkait dengan kehidupan mereka
sehari-hari melalui interaksi dengan sesamateman, misalnya melalui pembelajaran
kooperatif, sehingga juga mengembangkanketrampilan sosial (social skills).
Lebih lanjut Schaible,Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well menyatakan bahwa
pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam
penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu
mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang
penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah.
2.
Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan
berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan
tidak dengan tiba-tiba.
Piaget, Brunner dan Brand, Dewey dan
Ausubel. Menurut Caprio, McBrien Brandt, dan Nik Aziz, kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina
pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran
terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan
pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme,
konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan
berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan
Norman, menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur
kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia
ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu,
konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman
baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang
juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan
analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne,
Yekovich, dan Yekovich, konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan
konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat
penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep
sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan
yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan
pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar, disebut
dalam Sushkin, membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional.
Kajian Caprio, Nor Aini, Van Drie dan Van Boxtel, Curtis, dan Lieu turut
membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk
mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan.
3.
Pendekatan Deduktif – Induktif
·
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan
pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.
Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran
akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan
konsep dasarnya.
·
Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif
dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau
untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer
atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince dan Felder, menyatakan
pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif,
memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan
teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan
kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit
memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan
dengan pengalaman mereka. Pembelajaran
dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan. Bransford, melakukan penelitian dibidang psikologi dan
neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information
based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan
transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major, menyatakan dalam pembelajaran
dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep.
Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1)
definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh
dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi
yang disampaikan.Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan
pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa
contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan
induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan
menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual,
siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar
pengamatan siswa sendiri.
Major, berpendapat bahwa pembelajaran
dengan pendekatan induktif efektif untuk
mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan
contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa
melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau
geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi,
tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa
yang diamati.
Dalam fase
pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp, menyatakan ada dua kategori
yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan
deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai
“ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana
dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal
yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus”
Soedjadi. Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir
dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau
keduanya digunakan secara bergantian.
4.
Pendekatan Konsep dan Proses
·
Pendekatan
Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui
pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran
tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa
metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.
·
Pendekatan
Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses
seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan
sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses, ada dua hal
mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam
pendidikan. Pertama, proses
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian
integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialamin.
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian
integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalaman
yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.
Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam
setiap proses pendidikan yang dialamin.
5.
Pendekatan Sains, Tekhnologi dan
Masyarakat
National Science Teachers
Association, memandang
STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human
experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa
sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan
kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan
sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE, bahwa STM merupakan an interdisciplinary
approach whichreflects the widespread realization that in order to meet the
increasingdemands of a technical society, education must integrate
acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan
STMharuslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin
(ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains,
teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap
hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains
dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting
dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Pandangan tersebut senada dengan
pendapat NC State University, bahwa STM merupakan an
interdisciplinery field of study that seeks to explore a understand the many
ways that scinence and technology shape culture, values, and institution, and
how such factors shape science and technology. STM dengandemikian adalah
sebuah pendekatan yang dimaksudkan untukmengetahui bagaimana sains dan
teknologi masuk dan merubahproses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana
situasi sosialmempengaruhi perkembangan sains dan teknologi.
Hasil penelitian dari National
Science Teacher Association (NSTA), menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan
menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan
dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi
bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai
fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat.
Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup
juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah
yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah –
langkah.
PENGERTIAN
TEKNIK PEMBELAJARAN
Menurut
Kamus Besar bahasa Indonesia, teknik adalah metode atau sistem
mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu.
Teknik
secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.
Dengan kata
lain Teknik merupakan suatu alat
yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan pengajaran yang telah
dipilih untuk peserta didik. Teknik yang dipilih haruslah sesuai dengan
pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.
B. MACAM-MACAM TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik
merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-bahan
pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik.
1.
Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
ceramah adalah memberikan uraian atau
penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata
lain teknik ini adalah sebuah teknik mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Teknik ini disebut juga dengan tehnik kuliah atau teknik pidato.
Ø Kelebihan
teknik ceramah :
·
Materi yang
diberikan terurai dengan jelas
Ø Kekurangan
teknik ceramah:
·
Guru lebih
aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja.
· Murid seakan
diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada
yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar
· Untuk bidang
studi agama, tehnik ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk
materi pelajaran akidah.
2.
Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar
mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam
teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat
juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
Teknik diskusi merupakan suatu cara
mengajar dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau
lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya.
Diskusi ditinjau dari tujuannya
dibedakan menjadi :
· The Social
Problem Meeting, merupakan teknik
pembelajaran dengan tujuanberbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di
lingkungan;
· The Open
ended Meeting, berbincang-bincang
mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dimana
kita berada;
· The
Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai
tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman agar lebih baik.
Ø Tujuan
teknik ini adalah :
· Memotivasi
atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
· Mengambil
suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas
pertimbangan yang seksama.
Ø Kelebihan
teknik diskusi:
· Terjadi
interaksi yang tinggi antara komunikator dan komunikan
· Dapat
membantu siswa untuk berfikir lebih kritis
· Memotivasi
atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
Ø Kekurangan teknik
diskusi :
· Alokasi
waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
· Tidak semua
argument bisa dilayani atau di ajukan untuk dijawab
3.
Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan
mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi
tersebut.
Teknik tanya jawab akan menjadi
efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki
nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang diajukan bervariasi, meliputi
pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan
pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta
disajikan dengan cara yang menarik.
Ø Kelebihan teknik
tanya jawab:
· Situasi kelas lebih hidup karena para siswa aktif berpikir dan menyampaikan
buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru,
· Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya
dengan lisan secara teratur,
· Timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik, membawa kelas pada
situasi diskusi yang menarik,
· Siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati dan secara
sungguh-sungguh mengikuti pelajaran,
· Sekalipun pelajaran berjalan agak lamban, tetapi guru dapat melakukan
kontrol terhadap pemahaman dan pengertian siswa tentang masalah yang
dibicarakan.
Ø Kelemahan
teknik tanya jawab :
Menurut Sudirman, bahwa kelemahan metode tanya jawab dalam proses pembe-lajaran antara lain:
· Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa untuk
berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab,
· Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa
dan mudah dipahami siswa,
· Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga orang,
· Guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar,
· Apabila jumlah siswa puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa,
· Sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang
berbicara, sedangkan banyak siswa lainnya tidak memikirkan jawabannya.
4.
Teknik Pemberian Tugas
(Individu/Kelompok)
Teknik pemberian tugas adalah
cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan
suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok.
Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula
berbeda.
Ø Kelebihan
teknik pemberian tugas yaitu
·
Pengajaran
klasikal cenderung untuk menyesuaikan cara dan kecepatan mengajar terhadap
ciri-ciri umum di kelas itu. Hal tersebut menjadi sulit diikuti oleh kelompok
yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Dengan metode tugas setiap peserta
didik dapat bekerja menurut tugas dan tempo belajarnya masing-masing.
· Metode
pemberian tugas digunakan untuk melatih aktivitas, kretivitas, tanggung jawab
dan disiplin peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini penting
karena dalam kegiatan pengajaran tidak selamanya peserta didik mendapat
pengawasan dari guru.
· Peserta
didik mendapat kesempatan untuk melatih diri bekerja secara mandiri.
· Metode
pemberian tugas dapat merangsang daya pikir peserta didik, karena mereka
dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya.
· Pemberian
tugas disamping dapat dilakukan secara individu bisa juga dilakukan secara
kelompok, dalam hal ini peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok
kecil.
Ø Kekurangan
teknik pemberian tugas, yaitu:
· Apabila
diberikan tugas kelompok, seringkali yang mengerjakannya hanya peserta didik
tertentu saja. Sedangkan yang lainnya hanya numpang saja.
· Apabila
tugas diberikan diluar kelas, sulit untuk mengontrol peserta didik bekerja
secara mandiri dan menyuruh orang lain untuk menyelesaikannya.
· Metode
pemberian tugas menuntut tanggung jawab guru yang besar untuk memeriksa dan
memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh peserta didik.
· Sering
terjadi penyimpangan dalam penggunaan metode pemberian tugas dari pengajaran
menjadi semacam hukuman.
· Apabila
tugas sulit dikerjakan akan menyita waktu peserta didik untuk kegiatan lainnya.
5.
Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi.
1) Teknik Penemuan
Teknik
penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang
harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses
mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan
membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakan instruksi.
Ø Kelebihan
teknik penemuan :
·
Dapat
membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa.
·
Teknik ini
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kampuan masing-masing
·
Teknik ini
mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan
ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa.
·
Siswa
memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Ø Kelemahan
teknik penemuan :
· Ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja
· Teknik ini
tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif.
· Para siswa
harus ada kesiapan dan kematangan mental
· Bila kelas
terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
· Bagi guru
dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional akan
kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
2) Teknik Simulasi
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah
laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar
orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan
berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
Ø Kelebihan
teknik simulasi :
·
Dapat
menyenangkan siswa.
·
Untuk
mengembangkan kreatifitas siswa
·
Eksperimen
berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya
·
Mengurangi
hal-hal yang verbalistik
·
Menumbuhkan
cara berfikir yang kritis
Ø Kelemahan
teknik simulasi :
·
Efektifitas
dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset
· Terlalu
mahal biayanya
· Banyak orang
meragukan hasilnnya karena sering tidak diikutsertakan elemen-elemen penting
·
Menghendaki
pengelompokan yang fleksibel
·
Menghendaki
banyak imajinasi dari guru dan siswa
6.
Teknik Inquiry
Inquiry
adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas meneliti
suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian
mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian
dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau
melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.
Teknik
inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Ø Kelebihan teknik inquiry:
· Mendorong
siswa untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur,
dan terbuka
· Situasi
proses belajar menjadi lebih merangsang
· Dapat
membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa
· Membantu
dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi belajar yang baru
· Mendorong
siswa untuk berffikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
Ø Kelemahan
teknik inquiry:
· Siswa perlu
memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh pengertian
tentang konsep
7.
Teknik Eksperimen dan Demonstrasi
a. Teknik Eksperimen
Teknik eksperimen merupakan salah
satu cara mengajar dimana seorang siswa
diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan
itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.
Ø Kelebihan
teknik eksperimen:
· Siswa
terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah
· Mereka lebih
aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori
· Siswa dalam
melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan
pengalaman praktis serta ketrampilan menggunakan alat-alat percobaan
Ø Kelemahan
teknik eksperimen:
· Seorang guru
harus benar-benar menguasai materi yang diamati dan harus mampu memanage
siswanya
· Memerlukan
waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan yang lain
b. Teknik Demonstrasi
Tehnik
demonstrasi merupakan teknik mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.
Ø Kelebihan
teknik demonstrasi.
· Perhatian
siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan
· Kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan
dan contoh yang konkrit
· Memberi
motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar
· Siswa dapat
berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung
Ø Kelemahan
teknik demonstrasi
· Bila alatnya
terlalu kecil atau penempatannya kurang tepat menyebabkan demonstrasi itu tidak
dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa
· Bila waktu
tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau
berjalan tergesa-gesa
8.
Teknik Karya Wisata.
Teknik karya wisata merupakan teknik
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek
tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.
Ø Kelebihan
teknik karya wisata :
· Siswa dapat
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas obyek
karya wisata itu serta mengalami dan menghayati langsung.
· Siswa dapat
melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan menghayatinya
secara langsung.
· Siswa dapat
bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala
macam persoalan yang dihadapi.
· Siswa
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi
Ø Kelemahan
teknik karya wisata :
· Karena
dilakukan diluar sekolah dan jarak yang cukup jauh maka memerlukan transport
yang mahal dan biaya yang mahal.
· Menggunakan
waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah.
· Biaya yang
tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari
sekolah
9.
Teknik Bimbingan / Tutorial
Teknik
bimbingan/tutorial adalah suatu proses pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan
oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.
Teknik ini biasa digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar,
teknik ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat
dalam kerja kelompok.
Peran
guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan
oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya
Ø Keunggulam teknik
bimbingan/tutorial:
· Siswa
memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan
spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula.
· Seorang
siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan lemampuannya tanpa
harus dipengaruhi oleh kecepatan bel;ajar siswa yang lain atau lebih dikenal
dengan istilah “Slef Paced Learning”.
Ø Kelemahan Metode Tutorial.
· Sulit
dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam
jumlah yang banyak.
· Jika tetap
dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau “team teaching”
dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
· Apabila
tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang banyak,
diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi.
10. Teknik Problem Solving
Teknik problem solving (pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar teknik mengajar, tetapi juga merupakan satu teknik
berpikir, sebab dapat menggunakan teknik-teknik lainnya yang dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Ø Kelebihan metode ini adalah:
· Dapat
mambuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan
· Dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
· Serta
merangsang pengembangan kemampuan berpikirsiswa secara kreatif dan menyeluruh.
Ø Kekurangannya
adalah :
·
Proses
belajar mengajar sering memerlukan waktu yang cukup banyak
·
Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru.
A.
Pengertian Alat Peraga
Alat peraga
matematika dapat diartikan sebagai suatu
perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara
sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga
hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model.model berupa benda
konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga mudah difahami.
B.
Peranan Alat
Peraga dalam Pembelajaran Matematika
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
dilaksanakan setiap hari, merupakan rutinitas sehari-hari di dalam kelas,
dimana guru dan peserta didik saling bertemu dan melakukan belajar mengajar.
Keberhasilan dalam mengajar tersebut adalah tanggung jawab guru, oleh karena
itu jika ada salah seorang peserta didik yang tidak mampu menguasai salah satu
mata pelajaraan maka seorang guru dianggap gagal dalam melaksanakan tugasnya.
Kita sadari bersama bahwa mata
pelajaraan matematika merupakan salah satu mata pelajaraan yang kurang di sukai
oleh siswa. Hal ini sangat disadari oleh guru. Namun dengan demikian kita
sebagai guru harus memperkenalkan matematika kepada siswa dengan memberi kesan
bahwa matematika itu adalah pelajaran yang meyenangkan. Dengan cara apa kita
para guru memperkenalkan matematika dengan tidak memberikan kesan yang
meyeramkan ? inilah salah satu contoh, dengan cara dalam pembelajaran
matematika kita menggunakan media alat peraga.
Alat peraga matematika dapat
diartikan sebagai suatu benda konkrit yang dirancang, dibuat, atau
disusun yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal
yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk konkrit/nyata yang dapat dilihat,
dipegang sehingga mudah difahami.
Proses
pembelajaran akan menarik bila dalam mengajar menggunakan alat peraga.
Menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran adalah salah satu cara untuk
mengenalkan siswa kepada matematika. Penggunaan alat peraga sangat berperan
dalam penyampaian materi pelajaran bagi pendidik. Dengan harapan alat peraga
akan memperjelas tentang materi yang disampaikan atau diajarkan. Dalam
KBBI, (1993:20 ) mendefinisikan bahwa alat peraga merupakan alat bantu
mendidik dan mengajarkan siswa agar apa yang diajarkan mudah dimengerti oleh
siswa.
Dengan alat bantu seperti alat
peraga ini memudahkan siswa untuk belajar menghitung dengan menggunakan benda
kongkrit. Misalnya untuk menjelaskan 3 buah mangga kita dapat menunjukkan
kepada siswa 3 buah gambar mangga. Jadi siswa tidak hanya
membayangkan seperti apa buah mangga itu, tetapi siswa dapat melihat langsung
bagaimana bentuk dari buah mangga itu.
C.
Landasan Penggunaan
Alat Peraga
Mengapa
diperlukan alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD ? Ada beberapa alasan mengapa dalam
pembelajaran matematika di SD:
1. Siswa pada usia anak SD belum bisa mengerti apa yang
diajarkan oleh pendidik yang sifatnya abstrak. Jadi siswa SD perlu adanya
pembelajaran yang sifatnya kongkrit.
2. Menurut teori dari Brunner, anak akan belajar dengan
baik jika melalui 3 tahap, yakni:
a. Tahap enaktif merupakan tahap
pengalaman langsung dimana anak berhubungan dengan benda –benda nyata
/sesungguhnya.
b.
Tahap ikonik berkaitan
dengan gambar, lukisan,foto atau film,
c.
Tahap simbolik merupakan
tahap pengalaman abstrak.
Dalam kegiatan belajar mengajar,
guru harus mampu menjelaskan kepada siswanya. Usaha ini dapat di bantu dengan
alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat-alat tersebut, yang sesuai
dengan topik yang di ajarkan, konsep akan dapat lebih mudah di pahami dengan
jelas.
Salah satu peranan alat peraga dalam
matematika adalah siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah
konsep, mengetahui cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik
suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya.
Setelah siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dengan bantuan alat peraga, maka di
harapkan akan tumbuh minat belajar matematika dalam dirinya. Dan akan
menyenangi pelajaran matematika, karena sesuai dengan umurnya, yang masih
menyenangi permainan.
Selain itu, pengajaran dengan
menggunakan alat peraga akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap
pengajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat dengan aktiv dalam pengajaran
yang dilaksanakan. Dengan bantuan alat paraga konsentrasi belajar dapat lebih
ditingkatkan.
Dengan bantuan alat peraga
matematika, siswa akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan
lingkungan alam sekitar. Siswa akan semakin mudah memahami kegunaan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini,
mereka terdorong untuk mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan
penggunaan alat peraga dalam penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa
akan semakin terlatih daya tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu
menemukan atau menyadari hubungan antara matematika dengan lingkungan sekitar.
D.
Fungsi Alat
Peraga
Dalam proses pembelajaran alat
peraga berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi
selingan dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
2. Menghibur
siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
3. Memfokuskan
perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
4. Melibatkan
siswa dalam proses belajar sebagai pengalaman nyata.
5. Meningkatkan
motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta
mengembangkan keterampilan
6. Alat peraga
membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun
mengembangkan pikirannya dengan fakta
7. Alat peraga
lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga belajar dapat
berkembang dinamis
8. Penggunaan
alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu
kelas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu.
Masing-masing siswa memiliki kecenderungan untuk memakai salah satu indera
mereka dalam belajar sehingga memerlukan cara pengajaran yang berbeda. Namun
demikian, guru harus mampu untuk menggabungkan beragam metode pengajaran agar
dapat memenuhi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Dalam
pembelajaran matematika, tujuan alat peraga yang lain adalah:
1. Memberikan
kemampuan berpikir matematika secara kreatif. Bagi sebagian anak, matematika
tampak seperti suatu sistem yang kaku, yang hanya berisi simbol-simbol dan
sekumpulan dalil-dalil untuk dipecahkan. Padahal sesungguhnya matematika
memiliki banyak hubungan untuk mengembangkan kreatifitas.
2. Mengembangkan
sikap yang menguntungkan ke arah berpikir matematika. Suasana pembelajaran
matematika di kelas haruslah sedemikian rupa, sehingga para peserta didik dapat
menyukai pelajaran tersebut. Suasana semacam ini merupakan salah satu hal yang
dapat membuat para peserta didik memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya
dalam belajar matematika melalui pengalaman-pengalaman yang akrab dengan
kehidupannya.
3. Menunjang
matematika di luar kelas, yang menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan
sebenarnya. Peserta didik dapat menghubungkan pengalaman belajarnya dengan
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan
keterampilan masing-masing mereka dapat menyelidiki atau mengamati benda-benda
di sekitarnya, kemudian mengorganisirnya untuk memecahkan suatu masalah.
4. Memberikan
motivasi dan memudahkan abstraksi. Dengan alat peraga diharapkan peserta didik
lebih memperoleh pengalaman-pengalaman yang baru dan menyenangkan,
sehingga mereka dapat menghubungkannya dengan matematika yang bersifat abstrak.
5. Dari tujuan
di atas diharapkan dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
dapat memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang
sedang melakukan kegiatan belajar.
E.
Syarat dan
Kriteria Alat Peraga
Perlu kemahiran yang terlatih dalam
menggunakan alat peraga metematika. Guru harus bisa menguasai dan menentukan
alat peraga apa yang tepat untuk sebuah topik tertentu, kerena tidak semua
topik dapat di jelaskan dengan alat peraga, dan tidak semua alat peraga mampu
memperjelas sebuah topik.
Jika alat peraga yang digunakan
tanpa memperhatikan karakteristik alat peraga itu sendiri, maka hasil
pengajaran akan jauh dari sasaran. Apabila hal ini sampai terjadi, berarti
penggunaan alat peraga mengalami kegagalan.
Tujuan utama penggunaan alat peraga
adalah agar siswa dapat memahami konsep-konsep atau ide-ide dalam matematika
yang sifatnya abstrak , dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa. Pada usia
anak sekolah dasar (SD) masih memerlukan bantuan alat yang sifatnya
nyata, terlihat dengan jelas, dalam menangkap ide atau konsep yang diajarkan.
Misalnya untuk menjelaskan penjumlahan 4 + 5 pada siswa sekolah dasar (SD) guru
harus menunjukkan gambar gabungan benda (misalnya mobil, bunga, atau yang
lainnya).
Dibawah ini
adalah syarat untuk membuat alat peraga, yaitu :
1. Tahan Lama
2. Bentuk dan
warnanya menarik
3. Sederhana
dan mudah dimainkan
4. Ukurannya
sesuai, tidak terlalu besar atau terlalu kecil untuk anak
5. Dapat
menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk nyata, gambar, atau diagram
6. Sesuai
dengan konsep matematika.
Kriteria
menggunakan alat peraga sangat bergantung pada :
1. Tujuan
Pemilihan alat peraga dapat mempengaruhi tujuan pengajaran yang akan
dicapai apakah alat peraga tersebut mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang
mata pelajaran matematika yang merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.
2. Materi
Pelajaran
Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam memahami sebuah
konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan siswa
dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.
Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah konsep selanjutnya.
3. Strategi
Belajar Mengajar
Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru menerapkan konsep
pembelajaran di dalam mengajar. Pengunaan alat peraga merupakan cara pengajaran
dalam metode penemuan ataupun permainan.
4. Kondisi
Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi tertentu misalnya saja
pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga diperlukan pengeras suara
untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan
materi.
5. Siswa
Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai oleh anak
misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut tentunya
tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
F.
Jenis –
Jenis Alat Peraga
Ada beragam jenis alat peraga
pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai
yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Adapun contoh alat
peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu Gambar, suatu bentuk alat
peraga yang nampaknya paling dikenal dan sering dipakai, karena gambar
disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan
tidak menyita waktu persiapan yang banyak. Dan sekarang juga kemampuan
teknologi telah mengubah harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam
kelas bisa tampil di dalam kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Untuk membuat sebuah alat peraga
tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Dengan kita memanfaatkan benda-benda
di sekeliling kita, sudah bisa menghasilkan sebuah alat peraga yang murah dan
menarik. Dibawah ini adalah beberapa
contoh alat peraga yang digunakan di dalam ruangan kelas, yaitu :
1. Alat peraga
yang dibuat para guru bermacam-macam. Kertas yang dipotong digunakan untuk
membuat bangun tiga dimensi. Ada segitiga, kubus, jajaran genjang, dan bujur
sangkar.
2. Potongan
stereofoam lebih banyak lagi fungsinya. Ada yang digunakan untuk membuat muka
jam dan jarum penunjuknya. Stereofoam yang berbentuk lembaran juga dimanfaatkan
untuk membuat berbagai bentuk mainan, mainan-mainan itu digunakan untuk
berhitung.
3. Sedotan juga
bisa digunakan untuk membuat alat peraga. Dirangkai dengan kawat atau benang,
maka sedotan bisa untuk menjelaskan sisi sebuah bangun datar. Juga bisa
digunakan untuk jarum jam dan lidi hitung.
4. Tangga
garis bilangan. Tangga garis bilangan merupakan alat peraga dan sekaligus
merupakan alat permainan bagi siswa. Alat peraga ini manfaatnya adalah untuk
menjelaskan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
G.
Keuntungan
dan Kerugian dalam Penggunaan Alat Peraga
Dalam suatu metode pasti ada
keuntungannya dan ada pula kelemahannya , di bawah ini akan
diuraikan sisi keuntungan dan kerugiannya menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran.
1. Keuntungan:
a.
pengalaman
langsung
b. membangkitkan
minat siswa untuk menyelidiki
c.
melatih seni
hidup bersama
d. menciptakan
kepribadian bagi guru maupun siswa
e.
membuat
siswa menjadi aktif
f.
merangsang
siswa untuk kreatif
2.
Kegagalan
penggunaan alat peraga
Menurut Ruseffendi, penggunaan alat
peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat , lebih
menarik dan sebagainya. Adakalanya meyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu
meyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan tampak
bila :
a.
generalisasi
konsep abstrak dari reprentasi hal-hal yang kongkrit tidak tercapai
b. alat peraga
yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak
menunjang konsep-konsep dalam matematika
c.
tidak
disajikan pada saat yang tepat
d. memboroskan
waktu
e.
tidak
menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.
3.
Solusi
kegagalan penggunaan alat peraga:
a. Penarikan
kesimpulan secara rinci dan jelas dari peragaan alat peraga pembelajaran
matematika SD.
b. Dalam
penyajian alat peraga matematika digunakan sesuai dengan materi ajar.
c. Membuat alat
peraga yang menarik dan kreatif agar siswa menjadi konsentrasi memperhatikan
penjelasan guru sehingga waktu yang digunakan tidak sia-sia.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat peraga
matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam
matematika.
Dalam
pembelajaran matematika, tujuan alat peraga yang lain adalah:
1. Memberikan
kemampuan berpikir matematika secara kreatif.
2. Mengembangkan
sikap yang menguntungkan ke arah berpikir matematika.
3. Menunjang matematika di luar kelas,
yang menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya.
4. Memberikan motivasi dan memudahkan
abstraksi.
Syarat untuk
membuat alat peraga, yaitu :
1. Tahan Lama
2. Bentuk dan
warnanya menarik
3. Sederhana
dan mudah dimainkan
4. Ukurannya
sesuai, tidak terlalu besar atau terlalu kecil untuk anak
5. Dapat
menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk nyata, gambar, atau diagram
6. Sesuai
dengan konsep matematika.
Keuntungan
penggunaan alat peraga:
1. pengalaman
langsung
2. membangkitkan
minat siswa untuk menyelidiki
3. melatih seni
hidup bersama
4. menciptakan
kepribadian bagi guru maupun siswa
5. membuat
siswa menjadi aktif
6. merangsang
siswa untuk kreatif
Kegagalan
penggunaan alat peraga
1. generalisasi
konsep abstrak dari reprentasi hal-hal yang kongkrit tidak tercapai
2. alat peraga
yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang
konsep-konsep dalam matematika
3. tidak
disajikan pada saat yang tepat
4. memboroskan
waktu
5. diberikan
pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, dan
6. tidak
menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.
B.
Saran
Pembelajaran
dengan alat peraga ini diperlukan guru yang inovatif
dan kreatif dan guru yang telah melaksanakannya perlu mengimbaskan kepada guru
lain. Guru sebagai pembuat alat
peraga pembelajaran matematika Sekolah Dasar diharuskan membuat alat peraga yang
menarik dan kreatif agar siswa menjadi konsentrasi memperhatikan penjelasan
guru sehingga waktu yang digunakan tidak sia-sia.
A. Definisi Media Pembelajaran
Matematika
Media pembelajaran Matematika adalah sarana yang dapat
digunakan dalam pembelajaran Matematika agar dapat menarik perhatian peserta
didik untuk mempermudah dan mempercepat penyampaian informasi dari pendidik
kepada peserta didik supaya tujuan pembelajaran tercapai.
B. Macam-Macam Media Yang Dapat
Digunakan Dalam Pembelajaran Matematika
Terdapat berbagai macam media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam matematika, yaitu: benda-benda konkrit (uang, kalkulator,
batang korek api, kelereng, kancing, biji-bijian dan lain-lain), media grafis(
bagan, grafik, poster, dan komik dan lain-lain), komputer( tutorial, power
point dan drill), papan tulis, papan flanel, audio visual (film, Tv).
I. Benda-Benda Konkrit
Benda
konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpaperubahan. Benda-benda
konkrit dapat ditemukan dilingkungan
sekitar kita yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran matematika. Dengan
benda-benda nyata para siswa akan lebih berkesan karena melalui alat yang
diperagakan oleh guru, siswa dapat melihat secara langsung
II. Media Grafis
Media grafis
adalah media yang menkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Media grafis juga
dapat diartikan sebagai media visual yang berfungsi untuk menyalurka pesan dari
sumber ke penerima pesan melalui perpaduan antara pengunkapan kata-kata dan
gambar. Pengungkapan dapat berbentuk
gambar/foto, bagan, grafik, dan komik.Banyak jenis media grafis, diantaranya.
FMedia
gambar/foto
Gambar/foto
merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaanya tanpa memerlukan perlengkapan,
dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya.
Ø Keunggulan dari media gambar/ foto,
diantaranya :
1) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan visual kita.
2) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalah pahaman.
3) Foto berharga murah dan mudah didapat serta digunakan,
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Ø Kelemahan dari media gambar/foto,
diantaranya:
1)
Gambar/foto
hanya menekankan persepsi indra penglihatan.
2)
Gambar/foto
merupakan benda yang terlalu kompleks sehingga kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3)
Ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar.
a. Grafik
Grafik
adalah alat penyajian data statistik yang tertuang dalam bentuk lukisan, baik
lukisan garis, maupun gambar (Anas Sudijono, 2003:57). Untuk melengkapinya sering
kali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsi grafik adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau
perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara
singkat dan jelas. Ada beberapa macam grafik yang dapat kita gunakn
diantaranya: grafik garis, garfik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
Misalkan pada materi “mencari rata – rata nilai ulangan, tinggi badan sisiwa,
jarak rumah ke sekolah dll.
b. Poster
Poster adalah
gambar ataupun tulisan yang ditempelkan didinding, tembok, dan tempat-tempat
umum untuk menyampaikan pengumuman atau iklan khalayak luas. Misalnya digunakan
pada materi “mengenal angka, penjumlahan, pengurangan, dan lain- lain”.
c. komik
Komik
merupakan bentuk kartun diman perwatakan sama membentuk suatu cerita dalam
urutan gambar-gambar yang berhubungan erat yang dirancang untuk menghibur para
pembacanya. Komik dalam pebelajaran matematika disajikan dalam bentuk
deskriptif dan naratif dengan tujuan agar peserta didik dapat termotivasi untuk
belajar matematika dan mengoptimalkan cara kerja otak untuk mengingat materi
matematika. Contohnya: dalam soal matematika yang berbentuk soal cerita.
Ø Kelebihan media komik diantaranya:
1) Peranan pokok komik dalam pembelajaran adalah
kemampuan untuk menciptakan minat dan motivasi belajar peserta didik.
2) Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik.
3) Gambar dalam media komik lebih mempercepat pemahaman
peserta didik.
Ø Kekurangan
menggunakan media komik
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
bacaan lain yang tidak bergambar.
2) Banyak aksi-aksi yang menonjolkan kekerasan.
3) Menimbulkan efek adiktif yaitu keinginan untuk membaca
seri sambungan.
III. Media Komputer
Media komputer diantranya tutorial,
drill, dan power point.
a.
Tutorial
Program
pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor ysng
dilakukan oleh guru atau instruktur. Penyajian tutorial konsep matematika yang
berhubungan dengan luas segitiga.
b. Drill
Latihan atau memahirkan keterampilan penguasaan konsep
dapat dilakukan dengan modus drill dan practice. Komputer menyiapkan
serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam
buku atau lembaran kerja. Misalnya: menghitung luas berbagai bentuk geometrik
seperti segi empat, persegi panjang dan lain- lain.
c.
Power point
Kelebihan dalam menggunakan media
komputer, diantaranya:
1) Komputer dapat mengakomodasi peserta didik yang lamban
menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat
afektifdengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah
bosan.
2) Komputer dapat merangsang peserta didik untuk
mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena
tersedianya warna, musik, grafik yang dapat menambah realisme.
3) Kendali berada ditangan peserta didik sehingga tingkat
kecepatan belajar peserta ddik dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
Kekurangan pembelajaran dengan
menggunakan meia komputer, diantaranya:
1) membutuhkan
biaya yang relatif mahal
2) untuk
menggunakan komputer diperlukan pengetahaun dan keterampilan khusus tentang
komputer.
3) Keragaman
model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program yang tersedia untuk
satu model tidak cocok dangan model lain.
IV. Media Papan Tulis
Papan tulis
adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis ulang dengan
menggunakan kapur tulis.
Kelebihan
menggunakan media papan tulis, diantaranya:
1) Dapat digunakan dalam segala jenis dan tingkat lembaga
pendidikan.
2) Mudah mengawasi keaktifan kelas.
3) Lebih ekonomis.
4) Guru dapat mempersiapkan terlebih dahulu tulisan
dipapan tulis, kemidian membalikkanya.
Kelemahan
menggunakan media papan tulis, diantaranya:
1)
Apabila guru
terlalu lama menulis dipapan tulis, maka aktifitas siswa sukar diawasi.
2)
Debu kapur
tulis dapat terhirup guru dan menggangu kesehatan.
3)
Bagi guru
yang tulisnnya kurang bagus akan mempersulit guru itu sendiri dan siswa.
V.
Papan flanel
Papan flanel
merupakan papan yang berlapis kain flanel, sehingga gambar yang akan disajikan
dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan mudah serta dapat dipakai
berkali-kali.
Kelebihan menggunakan papan flanel, diantaranya:
1) Gambar-gambar dengan mudah
ditempelkan.
2) Efisiensi waktu dan tenaga.
3) Menarik perhatian siswa.
4) Memudahkan guru menjelaskan materi
pelajaran.
Kelemahan menggunakan papan flanel, diantaranya:
1) Memerlukan waktu lama untuk
mempersiapkan materi.
2) Memerlukan biaya yang mahal untuk
mempersiapkannya.
3) Sukar menampilkan pada jarak yang
jauh.
4) Flanel mempunyai daya rekat yang
kurang kuat.
VI. Media Audio Visual
Media
pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran pesan yang
memanfaatkan penglihatan dan pendengaran. Diantara media audio visual adalah:
media film, video dan TV.
a. Media film dan video
Film diartikan sebagai suatu genre( cabang) seni yang
menggunakan audio dan visual sebagai medianya. Sedangkan video adalah
seperangkat komponen yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu
bersamaan. Media video dan film dalam pembelajaran matematika dapat digunakan
untuk mengajar materi mengenal mata uang, pengurangan dan penjumlahan.
b. TV ( televisi)
TV adalah suatu media komunikasi terkenal yang
berfungsi sebagai penerima siaran bergerak beserta suara, baik yang monokrom(
hitam putih) maupun berwarna. Media tv dapat digunakan dalam segala materi.
Contoh penggunaan TV dalam pembelajaran matematika yaitu mengerjakan contoh
soal.
Kelebihan
menggunakan media TV, diantaranya :
1) Televisi dapat memancarkan berbagai
jenis bahan audio visual termasuk gambar diam, film, objek, dan drama.
2) Televisi bisa menyajikan model dan
conto-contoh yang baik bagi peserta didik.
3) Televisi dapat membawa dunia nyata
ke rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat, dan peristiwa melalui
siaran langsung maupun rekaman (off air).
Kelemahan
menggunakan media TV, diantaranya:
1) Televisi hanya mampu menyajikan
komunikasi satu arah.
2) Guru tidak memiliki kesempatan untuk
merevisi film sebelum disiarkan.
3) Televisi pada saat disiarkan akan
berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai
dengan kemampuan individual peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar